Mine

welcome

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industrys standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Resensi Fate


Judul resensi : Saat nasib berkata lain
Judul novel : Fate –New Edition 
Penulis : Orizuka
Penerbit : Authorized Books
Genre : Family, romance
ISBN : 978-602-96894-2-6
Tebal halaman : 295 halaman
Harga : Rp. 44.000
Resentor : widia Hafidhiani

Kebanyakan novel-novel yang beredar saat ini adalah novel bergenre drama romantika seputar kehidupan remaja. Namun kini Orizuka menyuguhkan sebuah novel yang mengandung nilai sosial kehidupan serta menggabungkan dua kebudayaan negara.
        Cover sederhana berwarna pink dengan gambar untaian semacam pita dan ada tiga lambang shio, yaitu shio kelinci, ular dan kerbau yang tergantung di bawahnya. Itu adalah gambar strap handphone buatan Dena yang terdapat dalam cerita tersebut. Sekaligus menggambarkan filosofi judul Fate (nasib) yang menghubungkan seluruh karakter dalam novel ini.    
Orizuka adalah seorang novelis yang debut pada akhir tahun 2005 dengan novel Me & My Prince Charming terbitan Puspa Swara. Ia telah menciptakan sebelas novel yang meledak di pasaran. Salah satu novelnya yaitu Summer Breeze, yang telah diangkat ke dalam film layar lebar pada tahun 2008.
      Siapa sangka Korea bisa begitu menginspirasi? Setidaknya itulah yang terjadi pada Orizuka, penulis produktif Indonesia yang telah menghasilkan begitu banyak novel bergenre remaja. Negeri Ginseng itu tidak hanya menawarkan hiburan berupa lagu-lagu maupun film tapi juga ide segar bagi seorang novelis ternama untuk menghasilkan karya kesebelasnya yang berjudul Fate.
        Jang Min Ho dan Jang Min Hwan. Dua putra keluarga Jang yang terpisah selama bertahun-tahun dan sekarang seakan dipaksa untuk bertemu kembali guna mendengarkan wasiat sang abeoji yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
        Jang Min Ho, pemuda tampan yang bekerja di perusahaan ternama di Amerika, terlahir sebagai anak dari istri yang sah. Mempunyai kehidupan yang serba mewah tentunya. Sementara itu, Jang Min Hwan, berbeda 180 derajat dengan Jang Min Ho, pemuda lusuh yang menjajakan baju di sebuah toko kecil di pedalaman Korea,  terlahir sebagai anak dari seorang pelacur serta hidup serba kekurangan.
        Demi mendapat seluruh kekayaan keluarga Jang di Indonesia, dua putra keluarga Jang tersebut harus memenuhi semua permintaan ayah mereka di dalam surat wasiat, termasuk tinggal bersama di rumah Keluarga Jang. Rasa dendam, sakit hati, serta bayang-bayang masa lalu yang kelam pun tak dapat begitu saja lepas dari kedua pikiran mereka. Sehingga tak dapat dipungkiri bahwa, kedua kakak-beradik ini lebih mirip seperti orang asing.
        Kehadiran Dena, seorang gadis cantik nan lugu, melainkan orang ketiga dari masa kecil mereka pun berhasil membuat dua putra kebanggan keluarga Jang kembali bersatu. Namun , Tuhan seakan tak henti-hentinya menghadirkan masalah di tengah kerukunan keluarga itu. Kali ini, masalah yang menghadang mereka tak bisa dilalui hanya dengan membalikkan telapak tangan. Bahkan, salah seorang putra keluarga Jang pun kabur dari rumah dan tak mau tahu lagi tentang wasiat. Entah apa yang direncanakan Tuhan untuk keluarga Jang ini.

    Nasib. Ketetapan Tuhan. Sesuatu yang tidak bisa diubah dengan tangan manusia.
        Bagaimana Jang Min Ho dan Jang Min Hwan menghadapi nasib mereka? Sanggupkah mereka mengubahnya?  

Fate, menceritakan bagaimana nasib mempermainkan hidup Min Hwan, Min Ho dan Adena dengan apik. Dikemas secara manis dalam cerita cinta segitiga, tapi tidak hanya mengumbar konflik cinta semata, banyak nilai-nilai sosial yang dapat dipetik di dalamnya.Tentu saja hal ini banyak dibantu oleh pendeskripsiannya yang mengagumkan. Saya bisa membayangkan semua adegan dengan jelas, tapi tidak membatasi daya imajinasi saya.
Kemudian, saya senang melihat perbedaan novel kali ini dari novel Orizuka yang sebelumnya. Kalau melihat perbandingan tebal buku dan besar font Fate ini, jelas Fate lebih unggul dalam plot. Ukuran fontnya kecil tapi bukunya tebal, artinya cerita dalam novel ini akan memakan waktu yang lama untuk melahapnya.
Alur ceritanya enak, teratur, di akhir babak ada alur maju-mundur yang ternyata membuat novel ini tambah menarik. Kalimatnya bagus, efektif dan tersusun rapi. Walaupun percakapannya agak panjang, tapi sangat memuaskan dan tidak bertele-tele. Masalah penokohan pun, Orizuka ahlinya, Orizuka menciptakan tokoh seakan mereka hidup di dunia nyata dan mendeskripsikan secara detail setiap karakter yang dimainkan.
Untuk gaya bahasa Orizuka, kali ini novelis cantik ini menginginkan perubahan dari novel-novel sebelumnya. Dalam novel Summer Breeze, gaya bahasa nya lebih santai dan terlihat sangat cocok untuk remaja, sedangkan dalam novel Fate terdapat gaya semi-baku yang mengagumkan.  
Sejauh ini, ada sedikit kekeliruan yang saya temukan, yaitu penggunaan kata sapaan yang ditulis dengan huruf kecil. Misalnya, Mianhaeajumma?’ (hlm.40) Bukankah seharusnya di tulis, ’Mianhae,Ajumma?’ ? Dalam hal ini, ajumma artinya Bibi. Selain itu, istilah korea yang sering muncul juga membuat susah pembaca untuk menghapal istilah itu walaupun telah ada artinya di bawah halaman, namun suatu istilah akan muncul 1 x atau lebih di halaman yang berbeda. Misalnya, istilah “Na shirheo, kata Min Hwan” (hlm.43) terdapat artinya di bawah halaman, namun pada halaman 147 juga terdapat istilah yang sama, yaitu “Anjoha! Na shirheo! sahut Min Hwan” tetapi tidak ada artinya di bawah halaman itu. Apakah setiap saat kita harus membolak-balik kamus mini tersebut untuk mengetahui istilah yang muncul di setiap halaman?

Terlepas dari semua itu, novel ini memberikan pembelajaran tentang tata cara hidup di Korea, serta terdapat glosarium di belakang yang menjelaskan tentang bahasa Korea, nyaris sama dengan sebuah kamus. 


kapal princess marissa, tempat dimana Dae Gwan (abeoji) dan Yeon hee (ibu Min Hwan) bertemu
Handphone Jang Min Hwan yang sama dengan milik Adena

1 komentar:

Siska Lipdyaningsih mengatakan...

Nice ^ ^

Posting Komentar